Strategi Pembelajaran Membaca - foldersoal.com
Tuesday, January 19, 2016
Edit
Membaca merupakan salah satu cara untuk memperoleh informasi dari sesuatu yang tertulis. Melibatkan beberapa simbol yang menyusun struktur bahasa, acara membaca biasanya dilakukan dari kertas. Membaca sanggup dilakukan secara individu maupun dengan dibaca keras-keras. Dalam melaksanakan acara membaca kita membutuhkan keseimbangan baik dari gerakam mata maupun fokus dan pemantapan pemikiran serta ketrampilan dalam mendapatkan dan menelaah informasi tersebut.
Agar sanggup mendapatkan dan mengingat informasi secara tepat, diharapkan kesembangan yang akurat. Konsentrasi diharapkan dalam acara membaca sehingga proses penyimpanan informasi dalam pikiran dalam berjalan secara maksimal. Semakin kita sering melaksanakan acara membaca semakin baik pula ketrampilan kita dalam membaca.
Menurut Sipay dan Hariss (1980;8) membaca merupakan sebuah acara yang berupaya menawarkan respon secara sempurna akan lambang verbal yang tertulis atau tercetak. Makna atau pemahaman dalam membaca muncul dari interaksi antara persepsi dengan simbol grafis dan ketrampilan struktur bahasa serta pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca. Dalam proses interaksi tersebut, pembaca berupaya membuat kembali makna mirip halnya makna yang ingin diungkapkan penulis lewat tulisannya.
Strategi Pembelajaran Membaca pada Jenjang SD
Dalam dunia pendidikan dasar, terdapat taktik pembelajaran membaca yang dikategorikan dalam 6 kelompok metode pembelajaran.
1. Strategi Pembelajaran Membaca Metode Eja
Metode Eja dipahami sebagai sebuah metode pembelajaran membaca dengan memperkenalkan huruf-huruf alfabetis. Huruf-huruf tersebut dilafalkan dan dihafalkan beradasarkan bunyinya sesuai abjad. Misalnya: A, B,C, D, E, F, G, H, I dan seterusnya dilafalkan menjadi (a), (be), (ce), (de), (e), (ef) .
Setelah melewati tahapan ini, para siswa kemudian diajak untuk mengenal suku kata dengan teknik merangkai beberapa huruf yang sudah mereka kenal.
Misalnya: b, a, k, u menjadi b , a – ba ( jikalau dieja / be-a/ - {ba}
k, u - du (jika dieja / de-u/ - {du}
2. Strategi Pembelajaran Membaca Metode Bunyi
Strategi pembelajaran membaca pada metode suara dunia pendidikan dasar hampis mirip metode eja, perbedaannya pada sistem pelafalan huruf atau abjad. Misalnya:
Huruf b – dilafalkan menjadi (eb)
e – dilafalkan menjadi (e)
g – dilafalkan menjadi (eg)
Oleh alasannya itu kata “ riba” dieja:
/er- i/ (ri)
/eb-a/ (ba)
Metode suara bahwasanya yaitu bagian dari metode eja. Proses pembelajaran dan prinsip dasarnya tidak berbeda jauh dengan metode eja. Perbedaannya hanya terletak pada pelafalan abjad atau pembacaan huruf-hurufnya.
3. Strategi Pembelajaran Membaca Metode Suku Kata
Strategi pembelajaran membaca dengan metode suku kata diawali dengan pengenalan suku kata mirip ba, be, bi, bo, bu, ca, ci, cu, ce, co, ka, ke, ki, ko, ku dan seterusnya. Beberapa suku kata tersebut kemudian dirangkai menjadi rangkaian kata yang mempunyai makna. Selanjutnya rangkaian kata sanggup disusun menjadi kalimat sederhaan. Berikut ini contohnya: cu-ci ka-ki
bi-bi cu-ci
da-da ka-ki
4. Strategi Pembelajaran Membaca Metode Kata
Strategi pembelajaran membaca dengan metode kata diawali dengan tahap pengenalan huruf dan suku kata. Kata diuraikan menjadi rangkaian suku kata kemudian suku kata menjadi huruf-huruf. Selanjutnya, hurung dirangkai menjadi rangkaian suku kata dan suku kata dirangkai menjadi rangkaian kata.
5. Strategi Pembelajaran Membaca Metode Global
Metode global bermakna taktik pembelajaran dilaksanakan secara lingkaran dan utuh. Pertama kali yang disajikan pada siswa yaitu rangkaian kalimat utuhnya dalam metode ini. Kalimat tersebut kemudian ditulis di posisi bawah gambar sesuai dengan isi kalimatnya. Setelah melalui proses berkali-kali membaca, para siswa akan bisa membaca kalimat –kalimat tersebut secara global tanpa gambar. Misalnya: ini sapu
i-ni sa-pu
i-n-i s-a-p-u
6. Strategi Pembelajaran Membaca Metode SAS
Dalam metode ini, pembelajaran diawali dengan dua tahap yaitu menyajikan dan memperkenalkan sebuah rangkaian kalimat utuh. Awalnya, para siswa disajikan sebuah struktur kalimat dengan makna lengkap kemudian pembelajaran dilanjutkan dengan tahapan:
a. Kalimat menjadi rangkaian kata-kata
b. Kata menjadi suku-suku kata
c. Suku kata dikelompokkan menjadi huruf-huruf Berbagai Sumber
Agar sanggup mendapatkan dan mengingat informasi secara tepat, diharapkan kesembangan yang akurat. Konsentrasi diharapkan dalam acara membaca sehingga proses penyimpanan informasi dalam pikiran dalam berjalan secara maksimal. Semakin kita sering melaksanakan acara membaca semakin baik pula ketrampilan kita dalam membaca.
Menurut Sipay dan Hariss (1980;8) membaca merupakan sebuah acara yang berupaya menawarkan respon secara sempurna akan lambang verbal yang tertulis atau tercetak. Makna atau pemahaman dalam membaca muncul dari interaksi antara persepsi dengan simbol grafis dan ketrampilan struktur bahasa serta pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca. Dalam proses interaksi tersebut, pembaca berupaya membuat kembali makna mirip halnya makna yang ingin diungkapkan penulis lewat tulisannya.
Strategi Pembelajaran Membaca pada Jenjang SD
Dalam dunia pendidikan dasar, terdapat taktik pembelajaran membaca yang dikategorikan dalam 6 kelompok metode pembelajaran.
1. Strategi Pembelajaran Membaca Metode Eja
Metode Eja dipahami sebagai sebuah metode pembelajaran membaca dengan memperkenalkan huruf-huruf alfabetis. Huruf-huruf tersebut dilafalkan dan dihafalkan beradasarkan bunyinya sesuai abjad. Misalnya: A, B,C, D, E, F, G, H, I dan seterusnya dilafalkan menjadi (a), (be), (ce), (de), (e), (ef) .
Setelah melewati tahapan ini, para siswa kemudian diajak untuk mengenal suku kata dengan teknik merangkai beberapa huruf yang sudah mereka kenal.
Misalnya: b, a, k, u menjadi b , a – ba ( jikalau dieja / be-a/ - {ba}
k, u - du (jika dieja / de-u/ - {du}
2. Strategi Pembelajaran Membaca Metode Bunyi
Strategi pembelajaran membaca pada metode suara dunia pendidikan dasar hampis mirip metode eja, perbedaannya pada sistem pelafalan huruf atau abjad. Misalnya:
Huruf b – dilafalkan menjadi (eb)
e – dilafalkan menjadi (e)
g – dilafalkan menjadi (eg)
Oleh alasannya itu kata “ riba” dieja:
/er- i/ (ri)
/eb-a/ (ba)
Metode suara bahwasanya yaitu bagian dari metode eja. Proses pembelajaran dan prinsip dasarnya tidak berbeda jauh dengan metode eja. Perbedaannya hanya terletak pada pelafalan abjad atau pembacaan huruf-hurufnya.
3. Strategi Pembelajaran Membaca Metode Suku Kata
Strategi pembelajaran membaca dengan metode suku kata diawali dengan pengenalan suku kata mirip ba, be, bi, bo, bu, ca, ci, cu, ce, co, ka, ke, ki, ko, ku dan seterusnya. Beberapa suku kata tersebut kemudian dirangkai menjadi rangkaian kata yang mempunyai makna. Selanjutnya rangkaian kata sanggup disusun menjadi kalimat sederhaan. Berikut ini contohnya: cu-ci ka-ki
bi-bi cu-ci
da-da ka-ki
4. Strategi Pembelajaran Membaca Metode Kata
Strategi pembelajaran membaca dengan metode kata diawali dengan tahap pengenalan huruf dan suku kata. Kata diuraikan menjadi rangkaian suku kata kemudian suku kata menjadi huruf-huruf. Selanjutnya, hurung dirangkai menjadi rangkaian suku kata dan suku kata dirangkai menjadi rangkaian kata.
5. Strategi Pembelajaran Membaca Metode Global
Metode global bermakna taktik pembelajaran dilaksanakan secara lingkaran dan utuh. Pertama kali yang disajikan pada siswa yaitu rangkaian kalimat utuhnya dalam metode ini. Kalimat tersebut kemudian ditulis di posisi bawah gambar sesuai dengan isi kalimatnya. Setelah melalui proses berkali-kali membaca, para siswa akan bisa membaca kalimat –kalimat tersebut secara global tanpa gambar. Misalnya: ini sapu
i-ni sa-pu
i-n-i s-a-p-u
6. Strategi Pembelajaran Membaca Metode SAS
Dalam metode ini, pembelajaran diawali dengan dua tahap yaitu menyajikan dan memperkenalkan sebuah rangkaian kalimat utuh. Awalnya, para siswa disajikan sebuah struktur kalimat dengan makna lengkap kemudian pembelajaran dilanjutkan dengan tahapan:
a. Kalimat menjadi rangkaian kata-kata
b. Kata menjadi suku-suku kata
c. Suku kata dikelompokkan menjadi huruf-huruf Berbagai Sumber